Seorang pemuda mengumbar bahwa ia tidak bangga menjadi warga Indonesia, bahwa ia tidak cinta dengan negaranya. Kabar mengenai pemuda itu tidak bangga dengan negerinya sendiri, sontak menjadi perbincangan yang hangat untuk diperbincangkan dan dikupas secara tajam. Pernyataannya muncul di media massa kemudian dikutip lagi dari kutipan media massa yang lain. semua orang sibuk membahasnya, mulai dari pekerja kantoran, pedagang, seniman sampai gabungan ketiganya. Kepolosan pemuda tersebut membuatnya masuk ke dalam sistem yang rumit, bagai efek domino oknum – oknum tertentu memanfaatkan situasi yang terjadi sampai pemuda tersebut setidaknya mengatakan “menyesal” atas apa yang telah ia katakan, walau sejatinya ia tidak.
Rangkaian peristiwa tersebut merupakan naskah monolog Trik oleh Putu Wijaya. Naskah yang menjelaskan secara sederhana bagaimana seorang pemuda tersesat dalam sistem negerinya sendiri. Naskah ini dipentaskan oleh Teater Kafe Ide Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) di ajang Festival Monolog Mahasiswa Nasional (STIGMA) yang ke 4 di Universitas Sriwijaya Palembang.
Mochammad Adam Atmaja (19) mewakili Teater Kafe Ide Untirta untuk membawakan naskah Trik. Pria yang kerap disapa Adam ini berhasil memenangkan nominasi Aktor Terbaik disusul oleh rekannya Fahmi Ulhaq (20) mahasiswa Teknik Elektro Untirta semester 5, yang juga meraih nominasi sebagai Penata Cahaya Terbaik. Karena berhasil meraih 2 nominasi dari 6 kategori yang diperebutkan, membuat Teater Kafe Ide Untirta meraih penghargaan sebagai Tim Terbaik dan menjadi juara umum STIGMA ke 4 Palembang.
Adam mengutarakan bahwa naskah Trik juga dipentaskan oleh beberapa komunitas teater lainnya. Namun juri lebih menyukai Trik versi dirinya. Pria yang sedang menempuh sarjana Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) semester 5 ini mengatakan Trik versi Teater Kafe Ide yang ia pentaskan, dimainkan dengan tunjangan alunan musik dan artistik yang sederhana namun dimainkan dengan kuat dan jujur untuk menceritakan kepolosan seorang pemuda yang tersesat dalam sistem, dan ini menjadi kelebihan.
Adam tidak bekerja sendiri dalam kesuksesan Teater Kafe Ide di ajang ini. Putra dari pasangan Mochammad Yahya Atmaja dan Budia Triwahyuni ini di bantu rekan seperjuangan di Teater Kafe Ide. Selain Fahmi Ulhaq sebagai penata cahaya, ada Adam Ardiansyah (18) mahasiswa Seni Drama Tari dan Musik (Sendratasik) Untirta semester 1 sebagai penata musik dan Nur Taufiq (20) mahasiswa Ilmu Hukum Untirta semester 5 sebagai Stage Manager dan Pimpinan Produksi.
Sebelum Adam sampai tahap menyandang gelar Aktor Terbaik STIGMA 4, mahasiswa Fisip Untirta kelahiran Bandung 9 Desember 1995 ini pernah menggeluti dunia drama dan puisi di jaman sekolahnya dahulu. Pria tambun ini pertama dikenalkan ke dunia membaca puisi oleh gurunya sewaktu Sekolah Dasar. Saat mengenyam pendidikan di Sekolah Menengah Pertama ia mulai tahu dan tertarik dengan kompetisi membaca puisi. Merasa memiliki bakat, Adam kecil memberanikan diri untuk mengikuti lomba tersebut dengan harapan bisa mengalahkan kakak kelas yang selalu menang dalam lomba membaca puisi di sekolahnya. Akhirnya ia dapat memenangkan lomba puisi tersebut.
Di masa Sekolah Menengah Atas Adam terkenal dengan sifat pemberontak sampai kerap berurusan dengan guru bimbingan konseling. Pria lulusan SMAN 1 Rangkasbitung ini dulu sempat menekuni ekstra kulikuler (ekskul) Pasukan Pengibar Bendera namun jenuh dan menyatakan keluar. Setelah itu, ia mengikuti lomba baca puisi di Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) dan ia berhasil meraih juara 1 di tingkat Provinsi Banten. Setelah berhasil menang, ia mewakili Banten dalam FLS2N tingkat nasional di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Saat di Lombok, Adam melihat berbagai bentuk teater dari seluruh Indonesia. Anak pertama dari 3 bersaudara ini akhirnya tertarik di dunia teater dan membangun ekskul teater di SMAnya sepulang ia dari Lombok. Ekskul teater yang ia bangun dengan nama Teater Bodas, akhirnya disetujui oleh pihak sekolah dan akhirnya menjadi ekskul resmi di SMAN 1 Rangkasbitung sampai saat ini.
Setelah menjadi mahasiswa Untirta, Adam memutuskan untuk bergabung dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Kafe Ide. Anggota aktif Teater Kafe Ide yang menjabat sebagai Manager Pertunjukan ini, menyatakan alasan ia bergabung dengan Teater Kafe Ide demi mendalami ilmu – ilmu teater lebih dalam. Ia merasa Teater Kafe Ide dapat menjadi laboratorium kesenian yang tepat untuk mengeksplorasi bakatnya di bidang kesenian.
Adam melihat kondisi komunitas teater di Banten saat ini belum berani dalam mengeksplorasi dan masih bermain nyaman dengan bentuknya sendiri. Ia menyatakan bahwa seharusnya komunitas teater itu menjadi laboratorium, tempat meracik unsur dalam berkesenian. Ia berpesan, bahwa jika ingin belajar dalam teater harus fokus dan serius dalam mengejar capaian yang belum tercapai.
Sebagai catatan, STIGMA pertama dibentuk oleh Forum Teater Nasional di Universitah Hassanudin Makassar pada tahun 1999 dengan tujuan menjalin silaturahmi antar komunitas teater kampus se-Indonesia. Teater Gabi Universitas Sriwijaya mendapat giliran untuk menjadi tuan rumah STIGMA ke 4. Ajang 4 tahun sekali ini diikuti oleh 18 peserta dari komunitas teater kampus se-Indonesia. Sebelumnya telah dilakukan sistem penyaringan melalui video yang dikirim komunitas teater kampus untuk dinilai oleh Iswadi Pratama, Agus Noor dan Surono sebagai juri dalam membentuk 18 komunitas terbaik yang menjadi peserta. Ini merupakan pertamakalinya Teater Kafe Ide Untirta berpartisipasi di STIGMA. (Angga Septian dan Rien Reka)