Ada yang berbeda ketika Orange mengunjungi Perpustakaan Pusat Untirta, Selasa (17/4). Senyum-senyum sumringah dan gembira mengembang di bibir para pengunjung di sekitar loket peminjaman dan pintu keluar. Apa Sebabnya?
“Ulang tahun perpus, neng,” salah seorang staf perpustakaan ramah menjawab saat seorang mahasiswa dengan raut wajah yang kebingungan menerima sekotak bingkisan berbalut kertas coklat dari staf perpustakaan tersebut. Ternyata Orange melewatkan banner berisi sebuah pengumuman yang terpampang di sebelah pintu masuk perpustakaan. “Gratis : Perpanjang kartu anggota, bebas pustaka, bingkisan, doorprize bagi yang ultah tanggal 14 April,” begitulah isi pemberitahuan tersebut.
Tidak hanya memberi doorprize menarik, perpustakaan juga memberi dispensasi lain kepada mahasiswa di hari jadinya yang ke-30 itu, seperti menggratiskan biaya perpanjangan kartu anggota dan bebas pustaka. Selain bertujuan menarik pengunjung, pemberian dispensasi dan berbagai macam hadiah juga dimaksudkan untuk berbagi kebahagiaan serta memeriahkan suasana.
“Tujuannya menyosialisasikan perpustakaan sebagai sumber informasi. Selain itu juga memberi dan berbagi kebahagiaan kepada pengunjung. Terus, agar meriah, supaya diingat dan dibutuhkan. Kalau sudah dibutuhkan kan akan dikunjungi,” ujar Anjar Astuti (52), Kepala Perpustakaan pusat Untirta saat ditemui di ruang kerjanya yang mungil dan rapi.
Lebih lanjut lagi, wanita kelahiran Purworejo, Jawa Tengah itu mengungkapkan, pelayanan perpustakaan saat ini masih terdapat banyak kekurangan. Momen ulang tahun ini menjadi waktu yang tepat untuk merefleksikan kinerja layanan yang diberikan pada mahasiswa di usia yang telah cukup matang itu.
“Evaluasi yang kami lakukan diantaranya, sedang diusahakan kemudahan-kemudahan bagi civitas akademika untuk mengakses perpustakaan. Tahun depan, kita mau pendaftaran kartu anggota untuk mahasiswa baru tidak bayar,” jelasnya.
Masalah kenyamanan yang sering dikeluhkan mahasiswa juga menjadi poin penting dalam agenda evaluasi pihak perpustaaan. “Kami ingin kenyamanan diperbaiki. Ruangan yang sempit dan AC yang mati sudah diajukan berkali-kali ke pihak rektorat, tapi belum ada tanggapan. Setiap tahun selalu saya ajukan untuk perbaikan,” ungkap wanita yang pagi itu mengenakan kemeja batik motif coklat yang serasi dengan kerudung kremnya.
Disadari atau tidak, perpustakaan merupakan salah satu poros kegiatan akademik di suatu universitas yang turut menentukan kualitas mahasiswanya. Selama ini, perpustakaan Untirta sudah cukup berperan dalam upaya tersebut. Ketika ditanya tentang rencana ke depan, Anjar Astuti menjawab, “Yang paling utama itu kenyamanan. Kami sedang berusaha memperbaikinya. Yang kedua, saya ingin perpustakaan ini diperlebar dan dibuatkan ruang baca khusus, jadi akan terpisah antara ruang baca dan ruang koleksi. Yang ketiga, sedang direncanakan layanan perpustakaan berbasis web sehingga civitas akademika bisa mengakses informasi dari perpustakaan dimana saja,”.
Menutup wawancara singkat pagi itu, Anjar Astuti kembali mengulum senyum ramahnya. Sementara, Orange mencatat dengan rapi janji-janji yang diucapkan kepala perpustakaan itu, sambil berharap janji manis tersebut tidak sama dengan janji manis yang sering diumbar para politisi. Semoga. (~orange.fisip.untirta.ac.id)